Pengertian
Pada masa bayi, terutama masa
neonatal, muntah jarang terjadi. Oleh karena itu, bila terjadi muntah maka
harus segera dilakukan observasi terhadap kemungkinan adanya gangguan.
Muntah
harus dibedakan dengan regurgitasi. Pada regurgitasi, pengeluaran susu terjadi
setelah minum susu. Hal ini dapat disebabkan karena kebanyakan minum atau
kegagalan untuk mengeluarkan udara yang tertelan. Muntah merupakan aksi refleks
yang dikoodinasi medulla oblongata. Sehingga isi lambung dikeluarkan dengan
paksa melalui mulut.
Regurgitasi adalah keluarnya kembali
sebagian susu yang telah ditelan melalui mulut dan tanpa paksaan, beberapa saat
setelah minum susu (Depkes R.I, 1999).
Gumoh adalah keluarnya kembali
sebagian susu yang telah ditelan ketika beberapa saat setelah minum susu botol/
menyusui dan dalam jumlah sedikit. (Depkes R.I, 1994)
Regurgitasi merupakan keadaan normal
yang sering terjadi pada bayi dengan usia dibawah 6 bulan. Seiring dengan
bertambahnya usia, yaitu sampai usia diatas 6 bulan, maka regurgitas semakin
jarang dialami oleh anak.
Penyebab
Penyebab
muntah :
1. Kelainan kongenital saluran pencernaan, iritasi lambung, atresia esofagus,
atresia/stenosis, Hirschsprung, tekanan intrakranial yanmg tinggi, cara memberi
makan atau minum yang salah, dan lain – lain.
2. Pada masa neonatus semakin banyak misalnya factor infeksi (infeksi traktus
urinarius, hepatitis, peritonitis, dll).
3. Gangguan psikologis, seperti keadaan tertekan atau cemas terutama pada anak
yang lebih besar.
Penyebab
gumoh :
1.
Posisi saat menyusui yang tidak tepat.
2. Anak sudah kenyang tetapi tetap diberi minum karena orang tuanya khawatir
anaknya kekurangan makan.
3. Posisi botol.
4. Terburu -.buru / tergesa – gesa.
5. Dan lain –lain.
Baca Juga : Amati Pertumbuhan dan Perkembangan Bayi Nol Hari Sampai Lima Tahun
Bayi Gumoh (Jawa) biasanya hanya untuk
membersihkan sisa susu dari mulutnya. Gumoh menjadi abnormal bila jumlahnya
banyak dan pertambahan berat badan tidak mencukupi.
Gumoh, biasanya bayi mengalami gumoh
setelah diberi makan. Selain karena pemakaian gurita dan posisi saat menyusui,
juga karena ia ditidurkan telentang setelah diberi makan. Cairan yang masuk di
tubuh bayi akan mencari posisi yang paling rendah. Bila ada makanan yang masuk
ke Esofagus atau saluran sebelum ke lambung, maka ada refleks yang bisa
menyebabkan bayi gumoh.
Lambung yang penuh juga bisa membuat
bayi gumoh. Ini terjadi karena makanan yang terdahulu belum sampai ke usus,
sudah diisi makanan lagi. Akibatnya bayi tidak hanya mengalami gumoh tapi juga
bisa muntah. Lambung bayi punya kapasitasnya sendiri. Misalnya bayi umur
sebulan, ada yang sehari bisa minum 100 cc, tapi ada juga yang 120cc.
Tanda dan Gejala
Muntah
:
Ada beberapa gangguan yang dapat diidentifikasi akibat muntah, yaitu :
a. Muntah terjadi beberapa jam setelah keluarnya lendir yang kadang disertai
dengan sedikit darah. Kemungkinan ini terjadi karena iritasi akibat
sejumlah bahan yang tertelan selama proses kelahiran. Muntah ini kadang menetap
setelah pemberian makanan pertama kali.
b. Muntah yang terjadi pada hari-hari pertama kelahiran, dalam jumlah banyak,
tidak secara proyektif, tidak berwarna hijau, dan cenderung menetap biasanya
terjadi sebagai akibat dari obstruksi usus halus.
c. Muntah yang terjadi secara proyektil dan tidak berwarna kehijauan merupakan
tanda adanya stenosis pylorus.
d. Peningkatan tekanan intrakranial dan alergi susu
e. Muntah yang terjadi pada anak yang tampak sehat. Karena tehnik pemberian
makanan yang salah atau pada faktor psikososial.
Gumoh
:
a.
Mengeluarkan kembali susu saat diberikan minum
b. Gumoh yang normal terjadi kurang dari empat kali sehari.
c. Tidak sampai mengganggu pertumbuhan berat badan bayi
d. Bayi tidak menolak minum
Pencegahan
Muntah
:
a. Perlambat pemberian susu. Bila diberi susu formula, beri sedikit saja dengan
frekuensi agak sering.
b. Sendawakan bayi selama dan setelah pemberian susu. Bila bayi diberi ASI,
sendawakan setiap kali akan berpindah ke payudara lainnya.
c. Susui bayi dalam posisi tegak lurus, dan bayi tetap tegak lurus selama 20-30
menit setelah disusui.
d. Jangan didekap atau diayun-ayun sedikitnya setengah jam setelah menyusu.
e. Jika diberi susu botol, pastikan lubang dot tidak terlalu kecil atau terlalu
besar.
Gumoh
:
- Perbaiki teknik menyusui. Cara menyusui yang benar adalah mulut bayi menempel pada sebagian areola dan dagu payudara ibu.
- Berikan ASI saja sampai 6 bulan (ASI eksklusif). Pemberian makanan tambahan dibawah 6 bulan memperbesar resiko alergi, diare, obesitas serta mulut dan lidah bayi masih dirancang untuk menghisap, bukan menelan makanan.
- Beri bayi ASI sedikit-sedikit tetapi sering (minimal 2 jam sekali), jangan langsung banyak.
- Jangan memakaikan gurita tertalu ketat.
- Posisikan bayi tegak beberapa lama (15-30 menit) setelah menyusu
- Tinggikan posisi kepala dan dada bayi saat tidur
- Jangan mengajak bayi banyak bergerak sesaat setelah menyusu
- Jika gumoh di sebabkan oleh kelainan atau cacat bawaan segera bawa ke petugas medis agar mendapat penanganan yang tepat sedini mungkin
- Apabila mengguanakan botol, perbaiki cara minumnya. Posisi botol susu diatur sedemikian rupa sehingga susu menutupi seluruh permukaan botol dan dot harus masuknya seluruhnya ke dalam mulut bayi.
- Sendawakan bayi sesaat setelah minum. Bayi yang selesai minum jangan langsung ditidurkan, tetapi perlu disendawakan dahulu terlebih dahulu. Sendawa dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
- Bayi digendong agak tinggi (posisi berdiri) denmagn kepala bersandar dipundak ibu. Kemudian, punggung bayi ditepuk perlahan-lahan sampai terdengar suara bersendawa.
- Menelungkupkan bayi dipangkuan ibu, lalu usap / tepuk punggung bayi sampai terdengar suara bersendawa.
Tindakan Saat Bayi
Muntah
Muntah
:
a. Cepat miringkan tubuhnya, atau diangkat ke belakang seperti disendawakan
atau ditengkurapkan agar muntahannya tak masuk ke saluran napas yang dapat
menyumbat dan berakibat fatal.
b. Jika muntahnya keluar lewat hidung, orang tua tidak perlu khawatir.
Bersihkan saja segera bekas muntahnya. Justru yang bahaya bila dari hidung
masuk lagi terisap ke saluran napas. Karena bisa masuk ke paru-paru dan
menyumbat jalan napas. Jika ada muntah masuk ke paru-paru tak bisa dilakukan
tindakan apa-apa, kecuali membawanya segera ke dokter untuk ditangani lebih
lanjut.
Gumoh
:
a.
Bersikaplah tenang,
b. Segera miringkan badan bayi agar cairan tidak masuk ke paru-paru (jangan
mengangkat bayi yang sedang gumoh, karena beresiko cairan masuk ke paru-paru)
c. Bersihkan segera sisa gumoh dengan tissue atau lap basah hingga bersih
pastikan lipatan leher bersih agar tidak menjadi sarang kuman dan jamur
d. Jika gumoh keluar lewat hidung, cukup bersihkan dengan cotton bud, jangan
menyedot dengan mulut karena akan menyakiti bayi dan rentan menularkan virus.
e. Tunggu beberapa saat jika ingin memberi ASI lagi