Fisiologi Laktasi
1.1 FISIOLOGI LAKTASI
Laktasi atau menyusui mempunyai dua pengertian, yaitu produksi ASI (prolaktin) dan pengeluaran ASI (oksitosin).
Produksi ASI(Prolaktin)
Pembentukan payudara dimulai sejak embrio berusia 18-19 minggu, dan berakhir ketika mulai menstruasi. Hormon yang berperan adalah hormon esterogen dan progesteron yang membantu maturasi alveoli. Sedangkan hormon prolaktin berfungsi untuk produksi ASI.
Pembentukan payudara dimulai sejak embrio berusia 18-19 minggu, dan berakhir ketika mulai menstruasi. Hormon yang berperan adalah hormon esterogen dan progesteron yang membantu maturasi alveoli. Sedangkan hormon prolaktin berfungsi untuk produksi ASI.
Selama
kehamilan hormon prolaktin dari plasenta meningkat tetapi ASI belum keluar karena pengaruh hormon estrogen yang masih tinggi. Kadar estrogen dan progesteron akan menurun pada saat hari kedua atau ketiga pasca persalinan, sehingga terjadi sekresi ASI. Pada proses
laktasi terdapat dua reflek
yang berperan, yaitu refleks prolaktin dan refleks aliran yang timbul akibat perangsangan puting susu dikarenakan isapan bayi.
RefleksProlaktin
Akhir kehamilan hormon prolaktin memegang peranan untuk membuat kolostrum, tetapi jumlah kolostrum terbatas dikarenakan aktivitas prolaktin dihambat oleh estrogen dan progesteron yang masih tinggi. Pasca persalinan, yaitu saat lepasnya plasenta dan berkurangnya fungsi korpus luteum maka estrogen dan progesteron juga berkurang. Hisapan bayi akan merangsang puting susu dan kalang payudara. Rangsangan ini dilanjutkan ke hipotalamus melalui medulla spinalis hipotalamus dan akan menekan pengeluaran faktor penghambat sekresi prolaktin dan sebaliknya merangsang pengeluaran faktor pemacu sekresi prolaktin. Faktor pemacu sekresi prolaktin akan merangsang hipofise anterior sehingga keluar prolaktin. Hormon ini merangsang sel-sel alveoli yang berfungsi untuk membuat air susu. Kadar prolaktin pada ibu menyusui akan menjadi normal 3 bulan setelah melahirkan sampai penyapihan anak dan pada saat tersebut tidak akan ada peningkatan prolaktin walau ada isapan bayi, namun pengeluaran air susu tetap berlangsung. Pada ibu nifas yang tidak menyusui, kadar prolaktin akan menjadi normal pada minggu ke 2 – 3. Sedangkan pada ibu menyusui prolaktin akan meningkat dalam keadaan seperti: stress atau pengaruh psikis, anastesi, operasi dan rangsangan puting susu
Akhir kehamilan hormon prolaktin memegang peranan untuk membuat kolostrum, tetapi jumlah kolostrum terbatas dikarenakan aktivitas prolaktin dihambat oleh estrogen dan progesteron yang masih tinggi. Pasca persalinan, yaitu saat lepasnya plasenta dan berkurangnya fungsi korpus luteum maka estrogen dan progesteron juga berkurang. Hisapan bayi akan merangsang puting susu dan kalang payudara. Rangsangan ini dilanjutkan ke hipotalamus melalui medulla spinalis hipotalamus dan akan menekan pengeluaran faktor penghambat sekresi prolaktin dan sebaliknya merangsang pengeluaran faktor pemacu sekresi prolaktin. Faktor pemacu sekresi prolaktin akan merangsang hipofise anterior sehingga keluar prolaktin. Hormon ini merangsang sel-sel alveoli yang berfungsi untuk membuat air susu. Kadar prolaktin pada ibu menyusui akan menjadi normal 3 bulan setelah melahirkan sampai penyapihan anak dan pada saat tersebut tidak akan ada peningkatan prolaktin walau ada isapan bayi, namun pengeluaran air susu tetap berlangsung. Pada ibu nifas yang tidak menyusui, kadar prolaktin akan menjadi normal pada minggu ke 2 – 3. Sedangkan pada ibu menyusui prolaktin akan meningkat dalam keadaan seperti: stress atau pengaruh psikis, anastesi, operasi dan rangsangan puting susu
Bersamaan dengan pembentukan prolaktin oleh hipofise anterior, rangsangan yang berasal dari isapan bayi dilanjutkan ke hipofise posterior (neurohipofise) yang kemudian dikeluarkan oksitosin. Melalui aliran darah, hormon ini menuju uterus sehingga menimbulkan kontraksi. Kontraksi dari sel akan memeras air susu yang telah terbuat, keluar dari alveoli dan masuk ke sistem duktus dan selanjutnya mengalir melalui duktus lactiferus masuk ke mulut bayi.
Faktor-faktor yang meningkatkan let down adalah: melihat bayi, mendengarkan suara bayi, mencium bayi, memikirkan untuk menyusui bayi. Faktor-faktor yang menghambat reflek let down adalah stress, seperti: keadaan bingung/ pikiran kacau, takut dan cemas.
1.
Refleks
menangkap (rooting refleks)
2.
Refleks
menghisap
3.
Refleks
menelan
RefleksMenangkap(RootingRefleks)
Timbul saat bayi baru lahir tersentuh pipinya, dan bayi akan menoleh ke arah sentuhan. Bibir bayi dirangsang dengan papilla mamae, maka bayi akan membuka mulut dan berusaha menangkap puting susu.
Timbul saat bayi baru lahir tersentuh pipinya, dan bayi akan menoleh ke arah sentuhan. Bibir bayi dirangsang dengan papilla mamae, maka bayi akan membuka mulut dan berusaha menangkap puting susu.
RefleksMenghisap(SuckingRefleks)
Refleks ini timbul apabila langit-langit mulut bayi tersentuh oleh puting. Agar puting mencapai palatum, maka sebagian besar areola masuk ke dalam mulut bayi. Dengan demikian sinus laktiferus yang berada di bawah areola, tertekan antara gusi, lidah dan palatum sehingga ASI keluar.
Refleks ini timbul apabila langit-langit mulut bayi tersentuh oleh puting. Agar puting mencapai palatum, maka sebagian besar areola masuk ke dalam mulut bayi. Dengan demikian sinus laktiferus yang berada di bawah areola, tertekan antara gusi, lidah dan palatum sehingga ASI keluar.
Refleks
Menelan (Swallowing Refleks)
Refleks ini timbul apabila mulut bayi terisi oleh ASI, maka ia akan menelannya.
Refleks ini timbul apabila mulut bayi terisi oleh ASI, maka ia akan menelannya.
Apabila bayi disusui, maka gerakan menghisap yang berirama akan menghasilkan rangsangan saraf yang terdapat pada glandula pituitaria posterior, sehingga keluar hormon oksitosin. Hal ini menyebabkan sel-sel miopitel di sekitar alveoli akan berkontraksi dan mendorong ASI masuk dalam pembuluh ampula. Pengeluaran oksitosin selain dipengaruhi oleh isapan bayi, juga oleh reseptor yang terletak pada duktus. Bila duktus melebar, maka secara reflektoris oksitosin dikeluarkan oleh hipofisis.
1.2 AIR SUSU IBU
Pada saat menyusui, sekitar 1,5 liter susu mungkin dibentuk setiap hari.
Banyak zat-zat metabolik dialirkan dari ibu, misalnya : ± 50 gram lemak
masuk susu setiap hari, dan kira-kira 100 gram laktosa, yang harus dibentuk
dari glukosa hilang dari ibu setiap hari, 2-3 gram kalsium phosfat mungkin juga
hilang setiap hari, dan kecuali bila ibu minum susu dalam jumlah besar dan
mendapatkan masukan vitamin D yang cukup, pengeluaran kalsium dan fosfat oleh
kelenjar mamae yang sedang laktasi akan jauh lebih besar daripada masukan
zat-zat ini.
A. ASI menurut Stadium Laktasi
ASI menurut stadium Laktasi adalah
sebagai berikut :
1.
Kolostrum
Merupakan
cairan piscous kental dengan warna kekuning-kuningan, lebih kuning dibandingkan
susu yang mature. Disekresi oleh kelenjar payudara dari hari pertama sampai
ketiga atau keempat. Komposisi dari kolostrum ini dari hari ke hari selalu
berubah.
2.
Air susu masa peralihan
Ciri
dari air susu pada masa peralihan adalah sebagai berikut :
a.
Peralihan ASI dari kolostrum sampai menjadi ASI yang matur.
b.
Disekresi dari hari ke-4 sampai hari ke-10 dari masa laktasi atau teori lain
yang mengatakan bahwa ASI matur baru terjadi pada minggu ke-3 sampai minggu
ke-5
c.
Kadar protein makin rendah, sedangkan kadar karbohidrat dan lemak makin tinggi.
d.
Volumenya juga akan makin meningkat.
waktu
|
Protein*
|
Karbohidrat*
|
Lemak*
|
Hari
ke-5
|
2,00
|
6,42
|
3,2
|
Hari
ke-9
|
1,73
|
6,73
|
3,7
|
Hari
ke-34
|
1,30
|
7,11
|
4,0
|
*dalam satuan gram/100 ml ASI
Table 2. volume ASI
3.
Air Susu Matur
Ciri
dari air susu matur adalah sebagai berikut :
a)
ASI yang disekresikan pada hari ke-10 dan seterusnya, komposisi relatif konstan
(ada pula yang mengatakan bahwa komposisi ASI relatif konstan baru dimulai pada
minggu ke-3 sampai minggu ke-5).
b)
Pada ibu yang sehat, produksi ASI untuk bayi akan tercukupi. ASI merupakan
makanan satu – satunya yang paling baik dan cukup untuk bayi sampai usia 6
bulan.
c)
Suatu cairan berwarna putih kekuning – kuningan yang diakibatkan warna dari
garam Ca-caseinant, riboflavin, dan karoten yang terdapat didalamnya.
d)
Tidak menggumpal jika dipanaskan.
e) Terdapat anti microbial factor.,
f)
Interferon producing cell.
g)
Sifat biokimia yang khas, kapasitas buffer yang rendah dan adanya factor
bifidus.
Beberapa jenis ASI adalah sebagai berikut :
1.
Kolostrum, diproduksi pada beberapa hari pertama. Jenis air susu ibu ini sangat
kaya protein dan antibody, serta sangat kental. Pada awal menyusui, kolostrum
yang keluar mungkin hanya sesendok teh saja. Kolostrum melapisi usus bayi dan
melindunginya dari bakteri.
2.
Foremilk, disimpan pada saluran penyimpanan dan keluar pada awal menyusui.
Dihasilkan sangat banyak dan cocok untuk menghilangkan rasa haus bayi.
3.
Hindmilk, keluar setelah foremilk habis, saat menyusui hampir selesai. Jenis
air susu ini sangat kaya, kental, dan penuh lemak bervitamin ; mirip dengan
hidangan utama setelah sup pembuka. Bayi memerlukan foremilk dan hindmilk.
Kebaikan ASI
Berikut
adalah kebaikan ASI.
1.
Steril, aman dari pencenaran kuman.
2.
Selalu tersedia dengan suhu yang optimal.
3.
Produksi disesuaikan dengan kebutuhan bayi.
4.
Mengandung antibodi yang dapat menghambat pertumbuhan atau membunuh kuman atau
virus.
5.
Bahaya alergi tidak ada.
MANFAAT ASI BAGI BAYI
-
Komposisi sesui kebutuhan
-
Kalori dari ASI memenuhi kebutuhan bayi sampai usia 6 bulan
-
ASI mengandung zat pelindung
-
Perkembangan psikomotorik lebih cepat
-
Menunjang perkembangan penglihatan
-
Memperkuat ikatan batn ibu dan bayi
MANFAAT ASI BAGI IBU
·
Mencegah perdarahan pasca persalinan
·
Mempercepat involusi uterus
·
Mengurangi anemia
·
Mengurangi risiko kanker ovarium & payudara
·
Memberikan rasa dibutuhkan
·
Mempercepat kembali ke berat semula
·
Sebagai metoda KB sementara
MANFAAT ASI BAGI KELUARGA
·
Mudah pemberiannya
·
Menghemat biaya
·
Anak sehat, jarang sakit
1.3 PRODUKSI AIR SUSU
Proses laktasi merupakan suatu interaksi yang
sangat kompleks antara ransangan mekanik, saraf, dan bermacam-macam
hormone. Salah satunya pembentukan kelenjar payudara,
A. Pembentukan
Kelenjar Payudara
Pembentukan
Kelenjar Payudara dibagi menjadi beberapa antara lain sebagai berikut:
1.
Sebelum Pubertas
Duktus
primer dan sekunder sudah terbentuk pada masa fetus. Mendekati pubertas terjadi
pertumbuhan yang cepat dari sistem duktus terutama dibawah pengaruh hormon
estrogen, sedangkan pertumbuhan alveoli oleh hormon progesteron. Hormon yang
ikut berperan dalam pertumbuhan kelenjar payudara adalah prolaktin yang
dikeluarkan oleh kelenjar adenohipofisis (hipofisis anterior). Hormon yang
kurang peranannya adalah hormon adrenalin, tiroid, paratiroid, dan hormon
pertumbuhan.
2.
Masa pubertas
Pada
masa ini terjadi pertumbuhan percabangan – percabangan sistem duktus,
proloferasi, dan kanalisasi dari unit – unit lobuloalveolar yang terletak pada
ujung – ujung distal duktulus. Jaringan penyangga stroma mengalami organiosasi
dan membentuk septum interlobular.
3.
Masa siklus menstruasi
Perubahan
– perubahan kelenjar payudara wanita dewasa berhubungan dengan siklus
menstruasi dan perubahan – perubahan hormonal yang mengatur siklus tersebut
seperti estrogen dan progesteron yang dihasilkan korpus luteum. Bila kadar
hormon ini meningkat, maka akan terjadi edema lobulus, penebalan dari basal
membran epitel dan keluarnya bahan dalam alveoli. Secara klinis akan dirasakan
payudara berat dan penuh. Setelah menstruasi, dimana kadar estrogen dan
progesteron berkurang, yang berperan hanya prolaktin saja, terjadi degenerasi
dari sel – sel kelenjar air susu beserta jaringan yang mengalami proliferasi,
edema berkurang sehingga besarnya payudara berkurang namun tidak kembali
seperti besar selanjutnya. Hal ini menyebabkan payudara selalu bertambah besar
pada setiap siklus ovulasi mulai dari permulaan tahun menstruasi sampai umur 30
tahun.
4.
Masa kehamilan
Pada
permulaan kehamilan terjadi peningkatan yang jelas dari duktus yang baru,
percabangan – percabangan dan lobulus, yang dipengaruhi oleh hormon - hormon
plasenta dan korpus luteum. Hormon – hormon yang ikut membantu mempercepat
pertumbuhan adalah prolaktin, laktogem plasenta, korionik gonadotropin, insulin,
kortisol, hormon tiroid, hormon paratiroid dan hormon pertumbuhan.
5.
Pada 3 bulan kehamilan
Prolaktin dari adenohipofisis (hipofisis anterior) mulai merangsang
kelenjar air susu untuk menghasilkan air susu yang disebut kolostrum. Pada masa
ini, pengeluaran kolostrum masih dihambat oleh estrogen dan progesteron, tetapi
jumlah prolaktin meningkat, hanya aktivitas dalam pembuatan kolostrum yang
ditekan.
6.
Pada trimester kedua kehamilan
Laktogen
plasenta mulai memacu produksi asi.
Proses
produksi, sekresi, dan pengeluaran ASI dinamakan laktasi, sedangkan ASI adalah
cairan dengan komposisi khas untuk menjamin pertumbuhan optimal pada tiap
spesies. Ketika bayi menghisap payudara, hormon yang bernama oksitosin membuat
ASI mengalir dari dalam alveoli melalui saluran susu menuju ke reservoir susu
yang berlokasi dibelakang areola lalu kedalam mulut bayi. Pengaruh hormonal
bekerja mulai dari bulan ketiga kehamilan dimana tubuh wanita memproduksi
hormon yang menstimulasi munculnya ASI dalam sistem payudara.
Persiapan
memberikan ASI dilakukan bersamaan dengan kehamilan, payudara semakin padat
karena retensi air, lemak, serta berkembangnya kelenjar – kelenjar payudara
yang dirasakan tegang dan sakit. Segera setelah terjadi kehamilan, maka korpus
luteum berkembang terus dan mengeluarkan estrogen dan progesteron untuk
mempersiapkan payudara agar pada waktunya dapat memberikan ASI.
1.4 Hormon yang Mempengaruhi Pembentukan ASI
Hormon-hormon
yang mempengaruhi pembentukan ASI adalah sebagai berikut :
1.
Progesteron
Mempengaruhi
pertumbuhan dan ukuran alveoli. Tingkat progesteron dan estrogen menurun sesaat
setelah melahirkan. Hal ini menstimulasi produksi secara besar-besaran.
2.
Estrogen
menstimulasi sistem saluran ASI untuk membesar. Tingkat estrogen
menurun saat melahirkan dan tetap rendah untuk beberapa bulan selama tetap
menyusui. Karena itu, sebaiknya ibu menyusui menghindari KB hormonal berbasis
hormon estrogen, karena dapat mengurangi jumlah produksi ASI.
3.
Pralaktin
Berperan dalam membesarnya alveoil dalam kehamilan. Dalam fisiologi
laktasi, prolaktin merupakan suatu hormone yang disekresikan ole glandula
pituitary. Hormone ini memiliki peranan penting untuk memproduksi ASI, kadar
hormone ini meningkat selama kehamilan. Kerja hormone ini dihambat oleh hormone
plasenta. Pristiwa lepas atau keluarnya plasenta pada akhir proses persalinan
akan membuat kadar estrogen dan progesterone berangsur-angsur menurun sampai
tingkat dapat dilepaskan dan diaktifkannya prolaktin. Peningkatan kadar
prolaktin akan menghambat ovulasi dengan kata lain mempunyai fungsi
kontrasepsi. Kadar prolaktin paling tinggi adalah pada malam hari dan
penghentian pertama pemberian air susu dilakukan pada malam hari.
4.
Oksitosin
Hormone ini mengencangkan otot halus dalam rahim pada saat melahirkan
dan setelahnya, seperti halnya juga dalam orgasme. Setelah melahirkan,
oksitosin juga mengencangkan otot halus di sekitar alveoli untuk memeras ASI
menuju saluran susu. Oksitosin berperan dalam proses turunnya susu let-down /
milk ejection reflex.
5.
Human placental lactogen (HPL)
Sejak bulan kedua kehamilan, plasenta
mengeluarkan banyak HPL, yang berperan dalam pertumbuhan payudara, puting, dan
areola sebelum melahirkan. Pada bulan kelima dan keenam kehamilan, payudara siap memproduksi ASI. Namun,
ASI bisa juga diproduksi tanpakehamilan (induced lactation).
1.5 Proses Pembentukan Laktogen
1.5 Proses Pembentukan Laktogen
- Laktogenesis
I
Pada fase terakhir kehamilan, payudara wanita
memasuki fase Laktogenesis I. Saat itu payudara memproduksi kolostrum, yaitu
berupa cairan kental yang kekuningan. Pada saat itu, tingkat progesteron yang
tinggi mencegah produksi ASI sebenarnya. Tetapi bukan merupakan masalah medis
apabila ibu hamil mengeluarkan (bocor) kolostrum sebelum lahirnya bayi, dan hal
ini juga bukan indikasi sedikit atau banyaknya produksi ASI sebenarnya nanti.
- Laktogenesis II
Saat melahirkan, keluarnya plasenta
menyebabkan turunnya tingkat hormon progesteron, estrogen, dan HPL secara
tiba-tiba, namun hormon prolaktin tetap tinggi. Hal ini menyebabkan produksi
ASI besar-besaran yang dikenal dengan fase Laktogenesis II.
Apabila payudara dirangsang, level prolaktin
dalam darah meningkat, memuncak dalam periode 45 menit, dan kemudian kembali ke
level sebelum rangsangan tiga jam kemudian. Keluarnya hormon prolaktin
menstimulasi sel di dalam alveoli untuk memproduksi ASI, dan hormon ini juga
keluar dalam ASI itu sendiri. Penelitian mengindikasikan bahwa level prolaktin
dalam susu lebih tinggi apabila produksi ASI lebih banyak, yaitu sekitar pukul
2 pagi hingga 6 pagi, namun level prolaktin rendah saat payudara terasa penuh.
Hormon lainnya, seperti insulin, tiroksin, dan kortisol, juga terdapat dalam proses ini, namun peran hormon tersebut belum diketahui. Penanda biokimiawi mengindikasikan bahwa proses laktogenesis II dimulai sekitar 30-40 jam setelah melahirkan, tetapi biasanya para ibu baru merasakan payudara penuh sekitar 50-73 jam (2-3 hari) setelah melahirkan. Artinya, memang produksi ASI sebenarnya tidak langsung setelah melahirkan.
Hormon lainnya, seperti insulin, tiroksin, dan kortisol, juga terdapat dalam proses ini, namun peran hormon tersebut belum diketahui. Penanda biokimiawi mengindikasikan bahwa proses laktogenesis II dimulai sekitar 30-40 jam setelah melahirkan, tetapi biasanya para ibu baru merasakan payudara penuh sekitar 50-73 jam (2-3 hari) setelah melahirkan. Artinya, memang produksi ASI sebenarnya tidak langsung setelah melahirkan.
Kolostrum dikonsumsi bayi sebelum ASI
sebenarnya. Kolostrum mengandung sel darah putih dan antibodi yang tinggi
daripada ASI sebenarnya, khususnya tinggi dalam level immunoglobulin A (IgA),
yang membantu melapisi usus bayi yang masih rentan dan mencegah kuman memasuki
bayi. IgA ini juga mencegah alergi makanan . Dalam dua minggu pertama setelah
melahirkan, kolostrum pelan pelan hilang dan tergantikan oleh ASI sebenarnya.
-Laktogeneses III
Sistem kontrol hormon endokrin mengatur
produksi ASI selama kehamilan dan beberapa hari pertama setelah melahirkan.
Ketika produksi ASI mulai stabil, sistem kontrol autokrin dimulai. Fase ini
dinamakan Laktogenesis III. Pada tahap ini, apabila ASI banyak dikeluarkan,
payudara akan memproduksi ASI dengan banyak pula. Penelitian berkesimpulan
bahwa apabila payudara dikosongkan secara menyeluruh juga akan meningkatkan
taraf produksi ASI. Dengan demikian, produksi ASI sangat dipengaruhi seberapa
sering dan seberapa baik bayi menghisap, dan juga seberapa sering payudara
dikosongkan.
Produksi ASI yang rendah adalah akibat dari: Kurang sering menyusui atau memerah payudara dan memijat payudara. Apabila bayi tidak bisa menghisap ASI secara efektif, hal ini dapat diakibatkan oleh struktur mulut dan rahang yang kurang baik, teknik perlekatan yang salah, kelainan endokrin ibu (jarang terjadi), jaringan payudara hipoplastik, kelainan metabolisme atau pencernaan bayi, sehingga tidak dapat mencerna ASI, serta kurangnyagiziibu.
Menyusui setiap dua-tiga jam akan menjaga produksi ASI tetap tinggi. Untuk wanita pada umumnya, menyusui atau memerah ASI delapan kali dalam 24 jam akan menjaga produksi ASI tetap tinggi pada masa-masa awal menyusui, khususnya empat bulan pertama. Bukanlah hal yang aneh apabila bayi yang baru lahir menyusui lebih sering dari itu, karena rata-ratanya adalah 10-12 kali menyusui tiap 24 jam, atau bahkan 18 kali. Menyusui on-demand adalah menyusui kapanpun bayi meminta (artinya akan lebih banyak dari rata-rata) adalah cara terbaik untuk menjaga produksi ASI tetap tinggi dan bayi tetap kenyang . Tetapi perlu diingat, bahwa sebaiknya menyusui dengan durasi yang cukup lama setiap kalinya dan tidak terlalu sebentar, sehingga bayi menerima asupan foremilk dan hindmilk secara seimbang .
Produksi ASI yang rendah adalah akibat dari: Kurang sering menyusui atau memerah payudara dan memijat payudara. Apabila bayi tidak bisa menghisap ASI secara efektif, hal ini dapat diakibatkan oleh struktur mulut dan rahang yang kurang baik, teknik perlekatan yang salah, kelainan endokrin ibu (jarang terjadi), jaringan payudara hipoplastik, kelainan metabolisme atau pencernaan bayi, sehingga tidak dapat mencerna ASI, serta kurangnyagiziibu.
Menyusui setiap dua-tiga jam akan menjaga produksi ASI tetap tinggi. Untuk wanita pada umumnya, menyusui atau memerah ASI delapan kali dalam 24 jam akan menjaga produksi ASI tetap tinggi pada masa-masa awal menyusui, khususnya empat bulan pertama. Bukanlah hal yang aneh apabila bayi yang baru lahir menyusui lebih sering dari itu, karena rata-ratanya adalah 10-12 kali menyusui tiap 24 jam, atau bahkan 18 kali. Menyusui on-demand adalah menyusui kapanpun bayi meminta (artinya akan lebih banyak dari rata-rata) adalah cara terbaik untuk menjaga produksi ASI tetap tinggi dan bayi tetap kenyang . Tetapi perlu diingat, bahwa sebaiknya menyusui dengan durasi yang cukup lama setiap kalinya dan tidak terlalu sebentar, sehingga bayi menerima asupan foremilk dan hindmilk secara seimbang .
1.6 Penghambat Produksi ASI
Penghambat
Produksi ASI adalah sebagai berikut :
1. Feedback inhibitor : Suatu faktor lokal,
bila saluran ASI penuh mengirim impuls untuk mengurangi produksi.
Cara mengatasi : saluran dikosongkan secara teratur (ASI eksklusif dan tanpa jadwal).
2. Stress / rasa sakit : akan menghambat atau inhibisi pengeluaran oksitosin. Misalnya pada saat Sinus laktiferus penuh/payudara sudah bengkak
3. Penyapihan
Cara mengatasi : saluran dikosongkan secara teratur (ASI eksklusif dan tanpa jadwal).
2. Stress / rasa sakit : akan menghambat atau inhibisi pengeluaran oksitosin. Misalnya pada saat Sinus laktiferus penuh/payudara sudah bengkak
3. Penyapihan
kriteria yang digunakan untuk mengetahui
jumlah ASI cukup atau tidak adalah sebagai berikut :
1.
ASI yang banyak dapat merembes keluar melalui putting susu.
2.
Sebelum disusukan pada bayi, payudara terasa tegang.
3.
Berat badan bayi naik sesuai dengan umur.
Kenaikan berat badan dihubungkan dengan usia bayi
USIA BAYI
|
KENAIKAN BERAT BADAN RATA-RATA
|
1-3 bulan
|
700 gr / bulan
|
5 bulan
|
Dua kali berat badan waktu lahir
|
4-6 bulan
|
600 gr / bulan
|
7-9 bulan
|
400 gr / bulan
|
10-12 bulan
|
300 gr / bulan
|
1 tahun
|
Tiga kali berat badan waktu lahir
|
Table 1 kenaikan berat badan berdaraskan usia bayi
4.
Jika ASI cukup, seterlah menyusu bayi akan tidur atau tenang selama 3-4 jam.
5.
Bayi berkemih sekitar 8 kali sehari.
Dua tanda yang menunjukkan bahwa bayi kurang
mendapat cukup ASI adalah sebagai berikut :
1. Urine bayi
berwarna kekuningan pekat, berbau tajam, dan jumlahnya sedikit. Bayi BAK kurang
dari 6x sehari, keadaan ini menunjukkan bayi kekurangan cairan yang berasal
dari ASI.
2. Perkembangan
berat badan bayi kurang dari 500 gr / bulan dan ini menunjukkan bayi kurang mendapat
asupan yang baik selama 1 bulan terakhir. Apabila diberikan ASI secara
eksklusif (0-6 bulan) dapat mencukupi semua kebutuhan bayi.
Komposisi ASI tidak konstan dan tidak sama
dari waktu kewaktu, yang dapat dipengaruhi oleh beberapa factor, yaitu sebagai
berikut :
1. Stadium
Laktasi
2. Ras
3. Keadaan
Nutrisi,
4. Diet.
1.7 PENGELUARAN AIR SUSU
Bagimana payudara menghasilakan ASI, dimulai saat bayi menghisap
payudara dan menstimulasi ujung saraf. Saraf memerintahkan oyak untuk mengeluarkan
dua hormone yaitu prolaktin dan oksitosin. Prolaktin merangsang alveoli, untuk
menghasilkan lebih banyak air susu. Oksitosin menyebabkan sel-sel otot
disekitar alveoli berkontraksi, mendorong air susu masuk kesaluran penyimpanan,
dan akhirnya bayi dapat menghisapnya. Semakin bayi menghisap, semakin banyak
susu yang dihasilkan.
Selama kehamilan hormone prolaktin dari plasenta meningkat tetapi ASI belum
keluar karena pengaruh hormone estrogen yang masih tinggi. Kadar estrogen dan
progesterone akan menurun pada saat hari ke dua atau ke tiga pasca-persalinan
sehingga terjadi sekresi ASI. Pada proses laktasi terdapat dua reflek yang
berperan, yaitu reflek prolaktin dan reflek aliran yang timbul akibat
perangsangan putting susu dikarenakan hisapan bayi.
A. Refleks Prolaktin
Pada akhir kehamilan hormon prolaktin
memegang peranan untuk membuat kolostrum, namun jumlah kolostrum terbatas
karena aktivitas prolaktin dihambat oleh estrogen dan progesteron yang kadarnya
memang tinggi. Setelah partus berhubung lepasnya plasenta dan kurang
berfungsinya korpus luteum maka estrogen dan progesterone sari-at berkurang,
ditambah dengan adanya isapan bayi yang merangsang puting susu dan kalang
payudara, akan merangsang ujung - ujung saraf sensoris yang berfungsi sebagai
reseptor mekanik.
Rangsangan ini dilanjutkan ke hipotalamus
melalui medulla spinalis hipotalamus akan menekan pengeluaran faktor - faktor
yang menghambat sekresi prolaktin dan sebaliknya merangsang pengeluaran faktor
- faktor yang memacu sekresi prolaktin. Faktor - faktor yang memacu sekresi
prolaktin akan merangsang hipofise anterior sehingga keluar prolaktin. Hormone
ini merangsang sel - sel alveoli yang berfungsi untuk membuat air susu.
Kadar prolaktin pada ibu menyusui akan
menjadi normal 3 bulan setelah melahirkan sampai penyapihan anak dan pada saat
tersebut tidak akan ada peningkatan prolaktin walau ada isapan bayi, namun
pengeluaran air susu tetap berlangsung. Pada ibu yang melahirkan anak tetapi tidak
menyusui, kadar prolaktin akan menjadi normal pada minggu ke 2 - 3. pada ibu
yang menyusui prolaktin akan meningkat dalam keadaan seperti :
o Stress atau pengaruh psikis
o Anastesi
o Operasi
o Rangsangan puting susu
B. Reflek Let down
Bersama dengan pembentukan prolaktin oleh
hipofise anterior, rangsangan yang berasal dari isapan bayi ada yang
dilanjutkan ke hipofise posterior ( neurohipofise ) yang kemudian dikeluarkan
oksitosin.
Melalui aliran darah, hormone ini diangkat
menuju uterus yang dapat menimbulkan kontraksi pada uterus sehingga terjadi
involusi dari organ tersebut. Kontraksi dari sel akan memeras air susu yang
telah terbuat keluar dari alveoli dan masuk ke system duktus dan selanjutnya
menbalir melalui duktus lactiferus masuk ke mulut bayi.
Faktor - faktor yang meningkatkan let down
adalah :
- Melihat bayi
- Mendengarkan suara bayi
- Mencium bayi
- Memikirkan untuk menyusui bayi
Faktor - faktor yang menghambat reflek let
down adalah stress, seperti:
- Keadaan bingung / pikiran kacau,
Takut,Cemas
MEKANISME MENYUSUI
Beri
yang sehat mempunyai tiga refleks intrinsic yang dibutuhkan agar menyusui
berhasil.
a. Reflek mencari ( Rooting Reflex }
Payudara ibu yang menempel pada pipi atau
daerah sekeliling mulut merupakan rangsangan yang menimbulkan reflek mencari
pada bayi. Ini menyebabkan kepala bayi berputar menuju putting susu yang
menempel tadi diikuti dengan membuka mulut dan kemudian putting susu ditarik
masuk ke dalam mulut.
b. Reflek menghisap ( Sucking Reflex )
Putting susu yang sudah masuk ke dalam mulut
dengan bantuan lidah, putting susu ditarik lebih jauh dan rahang rnenekan
kalang payudara dibelakang putting susu yang pada saat itu sudah terletak pada
langit - langit keras. Dengan tekanan bibir dan gerakan rahang secara berirama,
maka gusi akan menjepit kalang payudara dan sinus laktiferus, sehingga air susu
akan mengalir ke puting susu, selanjutnya bagian belakang lidah menekan putting
susu pada langit - langit yang mengakibatkan air susu keluar dari putting susu.
Cara yang dilakukan oleh bayi, tidak akan menimbulkan cedera pada putting susu.
c. Reflek menelan (swallowing reflek )
Pada saat air susu keluar dari putting susu,
akan disusul dengan gerakan menghisap yang ditimbulkan oleh otot - otot pipi,
sehingga pengeluaran air susu akan bertambah dan diteruskan dengan mekanisme
menelan masuk ke lambung. Keadaan akan berbeda bila bayi diberi susu botol
dimana rahang mempunyai peranan sedikit di dalam menelan dot botol, sebab susu
mengalir dengan mudah dari lubang dot. Dengan adanya gaya berat, yang
disebabkan oleh posisi botol yang dipegang kearah bawah dan selanjutnya dengan
adanya isapan pipi, yang semuanya ini akan membantu aliran susu, sehingga
tenaga yang diperlukan oleh bayi untuk menghisap susu menjadi minimal.
Kebanyakan bayi - bayi yang masih baru lahir
belajar menyusu pada ibunya, kemudian dicoba pada susu botol yang bergantian,
maka bayi tersebut akan menjadi bingung puting. Sehingga sering bayi menyusu
pada ibunya, cara menyusu seperti menghisap dot botol, keadaan ini berakibat
kurang baik dalam pengeluaran air susu ibu. Oleh karena itu, jika bayi terpaksa
tidak bisa langsung disusui oleh ibunya pada awal kehidupan, sebaiknya bayi
diberi minum melalui sendok, cangkir, atau pipet, sehingga bayi tidak mengalami
bingung puting.
BAB IV
PEMELIHARAAN LAKTASI
Ketersediaan
ASI pada ibu menyusui berlangsung sesuai kebutuhan. Bila bayi tidak disusui,
maka ASI tidak akan keluar. Makin sering disusui, maka penyediaan ASI juga
makin baik. Factor penting untuk pemeliharaan laktasi adalah ransangan dan
pengosongan payudara secara sempurna.
Adapun dalam
pemeliharaan laktasi terdapat dua faktor penting yaitu:
1. Rangsangan
Bayi yang minum air susu
ibu perlu sering menyusu, terutama pada hari neonatal awal. Penting bahwa
bayi’difiksasi’ pada payudara dengan posisi yang benar apabila diinginkan untuk
meningkatkan rangsangan yang tepat. Rangsangan gusi bayi sebaiknya berada pada
kulit areola, sehingga tekanan diberikan kepada ampulla yang ada
di bawahnya sebagai tempat tersimpannya air susu. Dengan demikian bayi minum
dari payudara, dan bukan dari papilla mammae.
Sebagai respons terhadap
pengisapan, prolaktin dikeluarkan dari grandula pituitaria anterior, dan
dengan demikian memacu pembentukan air susu yang lebih banyak. Apabila karena
suatu alasan tertentu bayi tidak dapat menyusu sejak awal, maka ibu dapat
memeras air susu dari payudaranya dengan tangan atau menggunakan pompa
payudara. Tetapi pengisapan oleh bayi akan memberikan rangsangan yang jauh
lebih besar dibandingkan dengan kedua cara tersebut.
2. Pengosongan payudara secara sempurna
Bayi sebaiknya mengosongkan satu payudara
diberikan payudara yang lain. Apabila bayi tidak mengosongkan payudara yang
kedua, maka pada pemberian air susu yang berikutnya payudara yang kedua ini
yang diberikan pertama kali, atau bayi mungkin sudah kenyang dengan satu
payudara, maka payudara yang kedua digunakan pada pemberian air susu
berikutnya. Apabila diinginkan agar bayi benar-benar puas (kenyang), maka bayi
perlu diberikan baik air susu pertama (fore-milk) maupun air susu kedua
(hind-milk) pada saat sekali minum. Hal ini hanya dapat
dicapai dengan pengosongan sempurna pada satu payudara.
Apabila
air susu yang diproduksi tidak dikeluarkan, maka laktasi akan tertekan
(mengalami hambatan) karena terjadi pembengkakan alveoli dan sel keranjang
tidak dapat berkontraksi. ASI tidak dapat dipaksa masuk kedalam duktus
laktiverus. Rutinitas dan pola minum ASI akan terbentuk dengan sendirinya.
Produksi
ASI yang rendah dapat disebabklan oleh hal – hal berikut ini :
1.
Kurang sering menyusui.
2.
Apabila bayi tidak bisa menghisap ASI secara efektif, bias disebabkan :
a)
Struktur mulut dan rahang yang kurang baik;
b)
Teknik perlekatan yang salah;
c)
Kelainan endokrin ibu (jarang terjadi)
d)
Jaringan payudara hipoplastik;
e)
Kelainan metabolism atau pencernaan bayi, sehingga tidak dapat mencerna ASI.
3.
Kurangnya gizi ibu
Factor – factor yang mempengaruhi produksi
ASI adalah sebagai berikut :
a)
Frekwensi pemberian susu.
b)
Berat bayi saat lahir.
c)
Usia kehamilan saat melahirkan.
d)
Usia ibu dan paritas
e)
Stress dan penyakit akut.
f)
Mengonsumsi rokok
g)
Mengonsumsi alcohol
h)
Pil kontrasepsi
BAB V
Pembentukan dan Persiapan ASI
Persiapan memberikan ASI dilakukan bersamaan
dengan kehamilan. Pada kehamilan, payudara semakin padat karena retensi
air, lemak serta berkembangnya kelenjar-kelenjar payudara yang dirasakan tegang
dan sakit.
Bersamaan dengan membesarnya kehamilan, perkembangan dan persiapan untuk
memberikan ASI makin tampak. Payudara makin besar, puting susu makin menonjol,
pembuluh darah makin tampak, dan aerola mamae makin menghitam.
Persiapan memperlancar pengeluaran ASI
dilaksanakan dengan jalan :
1. Membersihkan puting susu dengan air atau minyak, sehingga epitel yang lepas tidak menumpuk.
2. Puting susu ditarik-tarik setiap mandi, sehingga menonjol untuk memudahkan isapan bayi.
3. Bila puting susu belum menonjol dapat memakai pompa susu atau dengan jalan operasi.
1. Membersihkan puting susu dengan air atau minyak, sehingga epitel yang lepas tidak menumpuk.
2. Puting susu ditarik-tarik setiap mandi, sehingga menonjol untuk memudahkan isapan bayi.
3. Bila puting susu belum menonjol dapat memakai pompa susu atau dengan jalan operasi.
Lama dan frekuensi menyusui
Sebaiknya dalam menyusui bayi tidak
dijadwal, sehingga tindakan menyusui bayi dilakukan di setiap saat bayi
membutuhkan, karena bayi akan menentukan sendiri kebutuhannya. Ibu harus
menyusui bayinya bila bayi menangis bukan karena sebab lain (kencing, kepanasan/kedinginan atau
sekedar ingin didekap) atau ibu sudah merasa perlu menyusui bayinya. Bayi yang sehat dapat
mengosongkan satu payudara sekitar 5-7 menit dan ASI dalam lambung bayi akan kosong
dalam waktu 2 jam. Pada awalnya, bayi tidak memiliki pola yang teratur dalam
menyusui dan akan mempunyai pola tertentu setelah 1 – 2 minggu kemudian.
Menyusui yang dijadwal akan berakibat
kurang baik, karena isapan bayi sangat berpengaruh pada rangsangan produksi ASI
selanjutnya. Dengan menyusui tanpa jadwal, sesuai kebutuhan bayi akan mencegah
timbulnya masalah menyusui. Ibu yang bekerja dianjurkan agar lebih sering
menyusui pada malam hari. Bila sering disusukan pada malam hari akan memicu
produksi ASI.
Untuk menjaga keseimbangan besarnya
kedua payudara maka sebaiknya setiap kali menyusui harus dengan kedua payudara.
Pesankan kepada ibu agar berusaha menyusui sampai payudara terasa kosong, agar
produksi ASI menjadi lebih baik. Setiap kali menyusui, dimulai dengan
payudara yang terakhir disusukan. Selama masa menyusui sebaiknya ibu menggunakan
kutang (BH) yang dapat menyangga payudara, tetapi tidak terlalu ketat.
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
ASI ( Air Susu Ibu) adalah emulsi lemak dalam
larutan protein, laktosa, dan garam-garam organik yang disekserikan oleh kedua
belah kelenjar payudara Ibu, sebagai makanan utama bagi bayi untuk pertumbuhan
dan perkembangannya.
Suatu proses produksi, sekresi, dan pengeluaran ASI yang membutuhkan
calon ibu yang siap secara psikologis dan fisik, kemudian bayi yang telah cukup
sehat untuk menyusu, serta produksi air susu yang telah disesuaikan dengan
kebutuhan bayi, dimana volume ASI 500-800ml/hari disebut laktasi.
Seperti yang telah diuraikan pada bab-bab
sebelumnya banyak hal yang mempengaruhi proses laktasi dimulai dari proses
produksinya, sekresinya, serta pengeluaran ASI yang pada akhirnya sampai
dimulut bayi yang digunakan untuk tumbuh kembangnya, sesuai dengan kebutuhan
bayi.
B. Saran
Karena ASI sangat penting bagi bayi maka ibu
harus senantiasa merawat payudara sebab payudara yang terawat dapat mendukung
produksi ASI yang cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi.
Bagi Ibu maupun calon ibu sebaiknya
mengetahui kandungan ASI dan cara menyusui yang baik dan benar dan hal tersebut
dapat ditanyakan kepada Bidan ataupun dokter kandungan agar dapat memenuhi
kebutuhan bayi.
DAFTAR PUSTAKA
Coad, Jane, dan Melvyn Dunstall.2006. Anatomi dan fisiologi untuk Bidan.
Jakarta : EGC
Verralls, Sylvia. 1997.Anatomi & Fisiologi Terapan dalam Kebidanan. Jakarta : EGC
Wulandari, Ayu Febri. 2011. Biologi Reproduksi.Jakarta : Salemba
Medika. (Diakses tanggal 27 Mei 2011)
http://kuliahbidan.wordpress.com/2008/09/19/prolaktin-hormon-yang-menghasilkan-asi
http://www.f-buzz.com/2008/05/21/kelebihan-air-susu-ibu-asi-dan-manfaat-menyusui
http://bidanku.com/index.php?/Dashyatnya-Manfaat-Air-Susu-Ibu-ASI
http://www.f-buzz.com/2008/08/05/posisi-menyusui-yang-baik
http://aku-anak-peternakan.blogspot.com/2008/05/fisiologi-laktasi.html
http://sobatbaru.blogspot.com/2009/02/anatomi-payudara-dan-fisiologi-laktasi.html
http://botefilia.com/index.php/archives/2009/01/10/asi-laktasi
http://www.lusa.web.id/proses-laktasi/
http://www.akubidan.com/index.php?p=elearning&mod=yes&aksi=lihat&id=42